Rabu, 08 Juni 2011

Dokumentasi Sejarah KH Noer Alie Terancam Musnah

Bekasi Terkini - Dokumentasi sejarah Pahlawan Nasional asal Bekasi, KH Noer Alie, terancam musnah. Sebab, banyak diantaranya sudah rusak dan sebagian lainnya tersebar dimana-mana. Yayasan At-Taqwa mengaku kesulitan untuk merecovery dokumen-dokumen tersebut karena minimnya anggaran yang tersedia.

Ali Anwar Somad, Kepala Pusat Arsip, Dokumentasi dan Publikasi Yayasan At-Taqwa mengatakan, bahwa dokumen sejarah tentang KH Noer Alie terdiri dari beberapa jenis. Diantaranya adalah data tertulis, baik berupa dokumen maupun tulisan-tulisan tentang KH Noer Alie. Kemudian ada dokumentasi berupa rekaman tape ceramah dan gambar video.


Untuk data tertulis, saat ini kondisinya masih bagus, karena sudah ditulis ulang oleh pihak Yayasan. Sementara untuk rekaman tape, jumlah koleksi yang dimiliki oleh pihak Yayasan sangat sedikit, kebanyakan berada di luar dan dimiliki oleh per orangan. Biasanya, kaset rekaman ini sengaja direkam oleh orang yang kebetulan menyaksikan ceramah KH Noer Alie untuk koleksi pribadi. Rekaman kaset ini tidak bisa digandakan karena pemiliknya tidak mau memberikan kepada Yayasan.

“Dokumentasi yang berupa kaset banyak di luar dan tidak bisa diminta, karena para pemiliknya menjadikannya barang koleksi pribadi. Kalaupun ada yang mau menyerahkan, kita diminta membeli dan harga yang ditawarkan sangat mahal,” kata Somad.

Sedangkan untuk dokumentasi video jumlahnya puluhan namun kondisinya sangat memprihatinkan. Sebab pita-pita nya sudah berjamur dimakan usia. Somad saat ini mengaku kesulitan untuk menyelamatkan rekaman-rekaman tersebut agar bisa ditransfer ke teknologi yang lebih canggih, namun belum juga menemukan jalan ke luar.

“Saya sudah kemana-mana, tapi kebanyakan orang yang saya minta tolong menyerah. Satu-satu jalan harus dibawa ke luar negeri, karena ada teknologi yang bisa membaca pita kaset yang sudah lapuk sekalipun. Tapi anggarannya cukup besar,” kata Somad dengan nada menyesal.

Menurut Somad, dokumentasi tersebut sangat penting karena memiliki nilai sejarah. Banyak mahasiswa yang datang untuk membuat skripsi tentang KH Noer Ali dan sejarah Pondok Pesantren At-Taqwa, baik yang berasal dari internal maupun dari luar daerah. Selain itu, keberadaan dokumen sejarah tersebut bisa dimanfaatkan untuk kepentingan pendidikan dan pelestarian sejarah perjuagan rakyat Bekasi.

“KH Noer Alie itu pahlawan nasional, bukan lagi milik keluarga dan Attaqwa saja. Semakin banyak orang yang menulis tentang beliau, maka semakin bagus,” kata pria kelahiran tahun 1955 yang akrab disapa Sekdes, karena dulu pernah didaulat menjadi Sekdes oleh KH Noer Alie.

Dia berharap, Pemerintah Daerah ikut membatu memecahkan masalah tersebut.

“Pesantren adalah benteng terakhir umat, jika pesantren sudah tidak bisa menjaga nilai dan idealismenya, maka bangsa ini akan runtuh. Sejarah telah mencacat peran pesantren yang sangat besar, bukan hanya menyebarkan agama Islam, mendidik generasi penerus, tapi juga ikut berjuang dan membangun,” kata Somad.